Selasa, 27 Mei 2014

Penggunaan Bangunan Vertical

 Penggunaan Bangunan Vertical

Tempat Tinggal atau Hunian merupakan hal yang dibutuhkan oleh semua orang tanpa terkecuali. Pada saat ini harga tanah yang semakin hari melambung tinggi mengakibatkan, banyak orang yang kesulitan mencari tanah atau hunian, keadaan itu bertambah buruk dengan semakin sulitnya mendapatkan Lahan kosong . Data statistic tercatat bahwa untuk ruang terbuka hijau saja pada tahun 2009 hanya mencapai 7.6% dan untuk sekarang ini hanya mencapai 3.45%.

Banyak permasalahan yang terjadi dan banya pula pertimbangan untuk tempat Tinggal atau hunian salah satunya adalah tempat tinggal harus nyaman, tempat tinggal harus strategis, tempat tinggal bukan daerah rawan banjir dan tempat tinggal atau wilayah milik kita aman. Banyak kawasan yang ada dan murah tetapi tidak bebas dari Banjir, karena hal yang sering terjadi di Indonesia ini merupakan Banjir.

Pada zaman era modernisasi banyak sekali inovasi- inovasi yang berkembang yaitu seperti membuat Bangun dengan struktur Vertical keatas seperti, Rumah susun dan Apartemen.
Karena masalah utamanya ini adalah Banjir maka dengan bangunan vertical ini, penghuni atau pemilik tidak akan kesulitan pada saat Banjir datang. Karena tempat tinggal mereka tidak akan tergenang air dan mereka tidak perlu repot – repot memindahkan barang berharga nya ke tempat yang lebih tinggi dan tidak perlu menungsi.

Karena hal – hal yang bersangkutan di atas maka bangunan vertical bisa menjadi opsi atau pilihan untuk tempat tinggal atau hunian, hanya saja untuk yang kelas menengah ke atas harganya pun lumayan tinggi, tetapi ada pulayang harganya masih terjangkau oleh menegah ke bawah, misalkan seperti rusun.

Karena Tempat tinggal merupakan hal yang di butuhkan oleh semua orang, maka kita harus memilih tempat tinggal yang menurut kita sangat sesuai untuk kita karena ada istilah “RUMAHKU ISTANAKU”, istilah tersebut bahwa rumah yang kita tinggali merupakan hal yang sangat penting.

Jumat, 23 Mei 2014

Outlet Sementara citylight



BOOTH PAMERAN DI TRANS STUDIO BANDUNG


Kunjungi Outlet Sementara kami di TRANS STUDIO MALL BANDUNG, dari tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2014, yang pada BOOTH PAMERAN tersebut Unit – unit yang ada akan di pamerkan, dan di pasarkan.









Rabu, 21 Mei 2014

Proyek Monorail Bandung 2015 akan berdampak positive citylight residence



Proyek Monorail Bandung 2015
akan berdampak positive citylight residence

Karena pembangunan dan era modernisasi maka Bandung akan melakukan era modernisasi seperti proyek pengembangan monorail dan pembangunan kota setelit sesuai yang di kutip pada tribun jabar.
Pemerintah Kota Bandung sudah merencanakan tentang pembangunan proyek monorail Bandung, yang akan di kerjakan pada akhir tahun ini, yang dimana  proyek ini sudah ditandangani MOU nya dan pada 8 april 2014 ini, dan jalur yang di buat unutk monorail ada 5 jalur yaitu, Leuwipanjang – Tanjung Sari, Leuwipanjang – Soreang, Gedebage – Majalaya, dan Leuwipanjang – Dago. Bulan agustus 2014 tahun ini, nanti akan ada soft launching tentang proyek monorail.
Kawasan pertama yang akan dibuat yaitu kawasan di daerah leuwih panjang – tanjung sari dan terminal pusatnya akan berada di daerah leuwi panjang yang nanti akan berdekatan dengan lokasi Citylight residence.
Karena munculnya kawasan monorail ini nanti akan menjadi nilai tambah yang sangat besar pada kawasan ini, karena kawasan ini akses menjadi sangat mudah dan dekat dengan kawasan monorail yang nanti akan di bangun.
Dan karena beberapa factor di atas maka untuk SOHO pun kawasan ini akan menguntungkan, karena tidak hanya di lihat dari sisi lokasi yang strategis, tetapi dari sisi fasilitas yang modern dan harganya yang murah, dengan kombinasi factor tersebut maka tidak salah lagi.
Go Green, Tren Terbaru Bidang Properti

Pemanasan global sebenarnya sudah ramai dibicarakan sejak dua dekade terakhir di kalangan Internasional, tak terkecuali di Indonesia. Dari isu tersebut kemudian banyak masyarakat mulai berbondong-bondong untuk mengampanyekan tindakan penyelamatan bumi yang telah rusak karena efek dari pemanasan global tersebut. Gerakan peduli lingkungan ini kemudian dikenal dengan istilah “Go Green”. Dalam waktu singkat, gerakan ini menjadi begitu terkenal di seluruh dunia.
    Saat ini, gerakan go green telah berkembang ke segala sektor, salah satunya dalam bidang properti. Hal itu ditandai dengan munculnya green building dan green architechture yang terangkum dalam apa yang disebut eco-property. Istilah-istilah tersebut tak hanya digunakan untuk menyebut konsep properti yang ramah lingkungan saja, tetapi juga termasuk arsitektur rumah dan penggunaan bahan bangunan. Sejak tahun 2008, konsep ini banyak diusung oleh para pengembang dalam setiap produk mereka. Jika dilihat dari segi bisnis, konsep go green memang dirasa cukup inovatif dan “menjual”, terutama bagi mereka yang peduli akan kelestarian lingkungan.
Untuk menjawab isu tersebut, Kagum Group meluncurkan sebuah proyek bertajuk “Citylight Residence”  yang akan membangun 1700 unit Apartment, 17 unit Townhouse, dan 8 unit Soho. Fasilitas yang akan dibangun Citylight Residence diantaranya, kolam renang, taman bermain anak, arena olahraga, area komersil, dan jalur Jogging. Konsep go green ditunjukkan dengan membangun bak penampungan air untuk mencegah banjir, serta meminimalisasi membangun pemakaian AC dan mengatur tata udara ruangan apartemen agar tidak menyebabkan pemanasan global. Tak hanya pada Citylight Residence, penataan lingkungan pun banyak dilakukan pengembang di lingkungan sekitar proyek, Salah satu contohnya adalah dengan melakukan perbaikan saluran pembuangan air serta perbaikan jalan. Selain sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, hal ini juga dilakukan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan. “Semua proyek Kagum Group harus bermanfaat untuk orang banyak.” Ujar Henry Husada yang merupakan founder dari Kagum Group.
Meski begitu, pertumbuhan properti ramah lingkungan yang menjadi tren saat ini ternyata perkembangannya masih belum terlalu pesat, karena masih tergantung oleh permintaan masyarakat. Bahkan, di benua yang terlebih dahulu menerapkan konsep ini  seperti Eropa maupun Amerika sampai saat ini perkembangannya belum menunjukkan angka yang berarti. Namun, melihat banyaknya pengembang yang membangun proyek dengan konsep ini, rasanya tidak mustahil jika di kemudian hari hal ini akan menjadi kebutuhan di Indonesia, hanya tinggal menunggu momentum yang tepat saja.